Anjanesia.com – Saat ini banyak remaja putri ingin memiliki tubuh kurus layaknya aktris Korea. Hal ini tak jarang membuat mereka melakukan diet tanpa pengawasan ahlinya. Ternyata itu bisa membuat remaja kekurangan zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja dan berfungsi dengan baik.
Melakukan diet asal-asalan bukan hanya tidak sehat, namun juga membuat tubuh kekurangan sejumlah nutrisi, di antaranya kalsium dan zat besi. Disampaikan dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah – Puri, remaja yang melakukan diet tanpa pengawasan berpotensi kekurangan kalsium yang membuat mereka rentan patah tulang/fraktur kelak. “Kekurangan kalsium membuat tulang rapuh, demikian juga dengan gigi,” ujarnya dalam temu media di Jakarta, baru-baru ini.
Perlu diketahui, Angka Kecukupan Gizi kalsium pada remaja dan dewasa muda untuk perempuan adalah 600-700 mg/hari sedangkan pada remaja dan dewasa muda untuk laki-laki adalah 500- 700 mg/hari. Kalsium dapat dipenuhi dari konsumei berbagai makanan yang banyak mengandung mineral ini, mulai dari sumber hewani hingga sayur-mayur, dan suplemen.
Dampak kekurangan kalsium sangat besar bagi tubuh, di antaranya menyebabkan kulit kering bersisik, kuku rapuh, dan rambut kasar, dan kram otot. Saat hamil, ibu membutuhkan cadangan kalsium yang memadai karena janin akan menyerap kalsium dari tubuh Ibu.
Nutrisi lain yang terancam kurang dengan diet yang tidak baik adalah zat besi. Mineral ini memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan hemoglobin. Kurangnya asupan zat besi tentu dapat menimbulkan anemia.
Perlu diketahui, anemia merupakan penyakit yang kondisi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. “Hal ini bisa menyebabkan organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen,” terang Raissa.
Perempuan usia 19–50 tahun: membutuhkan asupan zat besi 18 mg per hari, pria usia 19 tahun ke atas butuh asuoan zat besi 8 mg per hari. Sedangkan Ibu hamil:perlu asupan zet besi 27 mg per hari, serta perempuan usia 51 tahun ke atas: 8 mg per hari.
Dokter spesialis gizi klinik RSPI Pondok Indah itu menambahkan, asupan zat besi, dapat diperoleh dari makanan yang kaya zat besi, misalnya hati, daging merah, bayam, kacang-kacangan, kerang, dan sebagainya.
Agar penyerapan zat besi oleh tubuh optimal, perlu diketahui ada beberapa makanan dan obat-obatan dapat menghambat penyerapan zat besi bila dikonsumsi dengan makanan kaya zat besi, di antaranya kopi, teh, produk susu, makanan kaya kalsium. “Usahakan untuk tidak mengonsumsi makanan kaya zat besi dengan minuman teh atau kopi,” ujar Raissa.
Hal yang sama berlaku saat minum tablet tambah darah bersamaan dengan susu, teh atau kopi karena akan menghambat penyerapan zat bes. “Untuk meningkatkan asupan zat besi, barengi dengan makanan yang banyak mengandung vitamin C,” saran Raissa.
Vitamin C telah terbukti meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin ini membantu menangkap zat besi non-heme (berasal dari tanaman) dan menyimpannya dalam bentuk yang dapat diserap tubuh Anda dengan lebih mudah
Makanan tinggi vitamin C termasuk buah jeruk, sayuran berdaun hijau tua, paprika, melon, dan stroberi. Karenanya, minum jus jeruk atau makan makanan lain yang kaya vitamin C sambil makan makanan tinggi zat besi dapat meningkatkan penyerapan tubuh. (Foto: Net) (Anj)