Cegah Anak Stunting Dengan Konsumsi Protein Hewani Sejak Hamil

Parenting, Woman

Anjanesia.com – Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian di Indonesia adalah stunting. Kondisi ini terjadi ketika bayi-bayi di 1.000 hari pertama kehidupannya mengalami kekurangan gizi yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembangnya. Pada jangka panjang, stunting dapat menyebabkan kemampuan akademis yang rendah, dan risiko terkena penyakit kronis.

Menurut dokter spesialis gizi klinik dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp.GK, AIFO-K, angkastunting di Indonesia sebenarnya sudah mengalami penurunan. Pada tahun 2019, angka stunting yang tercatat yaitu 27,7 persen. Angka tersebut kemudian menurun pada tahun 2021 menjadi 24,4 persen. Meski begitu, kondisi tersebut masih membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat.

“Kalau dilihat, 24,4 persen ini tentunya angka yang masih cukup tinggi nih, karena bisa dibilang artinya 1 dari 5 anak itu mengalami stunting. Nah, ini sebenarnya perlu menjadi perhatian kita semua, gimana cara mencegah stunting,” jelas Raissa pada acara diskusi media bertajuk ‘Mencegah Stunting’ yang diadakan oleh Rumah Sakit Pondok Indah di Roemah Kuliner, Cikini, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Menurut dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah tersebut, stunting dapat dicegah sejak masa kehamilan. Salah satu caranya adalah dengan memenuhi nutrisi ibu hamil dengan gizi seimbang. Misalnya, dengan memperbanyak konsumsi protein hewani, seperti telur, susu, dan daging.

Ada beberapa zat dalam protein hewani yang dibutuhkan ibu hamil untuk mencegah bayinya stunting saat lahir nanti, seperti asam amino, zat besi, asam folat, kalsium, iodium, dan zinc. Di antara banyaknya zat tersebut, salah satu yang penting adalah asam amino atau susunan protein.

Menurut Raissa, protein hewani diketahui memiliki asam amino lebih tinggi daripada protein nabati. Itulah sebabnya ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi protein hewani selama masa kehamilan.

“Asam amino di dalam protein hewani dibanding protein nabati itu lebih lengkap yang hewani. Jadi, itu lebih baik untuk mendukung pembentukan hormon pertumbuhan, regenerasi sel, kekebalan tubuh, menambah massa otot,” ungkapnya.

Agar manfaatnya lebih terasa, Raissa menyarankan untuk mengkonsumsi protein hewani yang lebih bervariasi, jadi tidak berfokus pada satu jenis saja. Selain itu, saat bayi memasuki masa MPASI, protein hewani juga boleh diberikan untuk mencegah stunting.

Perbanyak Protein Hewani

Kandungan zat gizi dalam protein hewani dapat merangsang pertumbuhan sel otak pada masa balita dan pada 1.000 hari pertama kehidupan atau masa emas pertumbuhan anak.

Sebagai contoh, dalam ikan mas mentah dapat mengandung sedikitnya 50 kalori dalam kondisi mentah dan jika diolah dan dimasak bisa mencapai 100 kalori. Sementara asam amino taurin yang terkandung di dalam ikan sangat berperan dalam perkembangan otak dan merangsang pertumbuhan sel otak anak.

Contoh lainnya, telur ayam yang telah dimasak menjadi telur mata sapi dapat mengandung sedikitnya 75 kalori, dan sepotong daging sapi mentah yang belum diolah dengan berat sekitar 35 gram dapat mengandung sedikitnya 75 kalori.

Karena itulah, memperbanyak jumlah protein hewani dalam piring makan anak akan menjadi langkah kecil yang berdampak besar dalam upaya memenuhi kebutuhan gizi sang buah hati.

Untuk mendukung upaya pencegahan stunting, protein hewani ibarat pelita di dalam gelap, yang menjadi kekuatan bagi tubuh anak untuk terus bertumbuh dan berkembang secara optimal.

Lantas, bagaimana jika ibu dan anak alergi protein hewani?

“Sebenarnya protein nabati diperbolehkan juga, karena protein nabati ini tetap mengandung asam amino, tetap mengandung protein, B12, meskipun dengan komposisi yang tidak selengkap protein hewani. Jadi tetap boleh diganti dengan protein nabati,” ujar Raissa.

Karena kandungannya yang sedikit berbeda dibanding protein hewani, ia menyarankan agar ibu dan anak selalu mengonsumsi protein nabati setiap kali makan agar tetap mendapatkan manfaatnya. (Foto: Net)(Anj)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *