Mencari Bibit Unggul Pesepakbola Melalui Indonesia Junior League

Sport

Anjanesia.com – Harapan besar prestasi dunia dari olahraga sepakbola sangat membutuhkan pembinaan anak usia dini sebagai pasokan hulunya.

Kompetisi sepakbola anak yang berjenjang dan berkelanjutan menjadi fokus Pemerintah, komunitas sepak bola maupun sektor swasta.

Indonesia Junior League (IJL) menjadi cara efektif bagi pemangku kepentingan bekerja sama mewujudkannya.

Sinergi triple helix mereka akan mengakselerasi proses penguatan fondasi serta menciptakan bibit unggul untuk masa depan sepak bola Indonesia. Kolaborasi ini sejalan dengan Instruksi Presiden Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekosistem Sepak Bola Nasional. Salah satu prioritasnya adalah pembinaan sepakbola usia dini. 

IJL menjadi alat efektif untuk menguji sistem pembinaan yang selama ini dilakukan.

Kompetisi yang melibatkan ribuan anak-anak U-9, U-11 dan U-13 ini menjadi barometer harapan peningkatan prestasi dalam jangka panjang.

Sylvana Zhong, Brand Manager sekaligus Juru Bicara Perusahaan Aice Group, menjelaskan bahwa pertandingan sepakbola anak usia dini akan memastikan penciptaan generasi emas. Stok bibit unggul yang bisa meningkatkan prestasi kancah sepak bola nasional di masa depan jadi kunci sukses Indonesia.

“Kebangkitan sepak bola Indonesia dimulai lewat perbaikan hulu dan iklim kompetitif. Pembinaan atlet sejak usia dini ini menjadi kunci jangka panjang berkembangnya sepak bola di Indonesia. Aice mendukung IJL agar sepak bola anak Indonesia semakin maju dan berjalan kontinu,” jelas Sylvana.

IJL merupakan kompetisi sepak bola usia dini berjenjang yang menggelar tiga kategori (U-9, U-11, U-13). IJL telah hadir sejak tahun 2017 untuk fokus bermitra serta bersinergi dengan ratusan Sekolah Sepak Bola (SSB) dan akademi sepak bola di Tanah Air. Berawal dari dahaga yang sama akan kehausan melihat pondasi masa depan Timnas Indonesia yang kuat, IJL berusaha melakukan sistem pembinaan dengan berfokus pada kompetisi usia dini sebagai sebuah wahana edukasi. 

Lewat kompetisi dengan level berjenjang mulai dari usia 9 tahun, IJL meyakini sistem pembinaan tersebut dapat terselenggara secara konsisten setiap tahunnya. Panen dari kompetisi IJL diharapkan dapat segera dipetik oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai induk sepak bola di Indonesia.

“Kami berupaya untuk menjaga ritme dan profesionalitas dari kompetisi sepak bola usia muda yang berjenjang dan berorientasi pada pembinaan secara baik dan benar. Kami meyakini hanya dengan cara ini, kita akan mendapatkan anak-anak berprestasi tinggi di pecaturan sepak bola nasional dan internasional. Terima kasih atas partisipasi Aice dalam bergerak bersama mewujudkan iklim pembinaan sepak bola anak usia dini yang kental sisi sportmanship-nya,” jelas drg. Tia Herfiana, Sp.KG selaku CEO IJL.

Terimakasih untuk seluruh pemain, pelatih dan tentunya suporter yang selalu setia mendukung serta menularkan aura positif tidak hanya di dalam namun juga luar lapangan. Di IJL, ada yang lebih penting daripada menang dan kalah yaitu persaudaraan,” sambung Tia.

Tebarkan Semangat Olahraga ke Anak Sejak Dini

Upaya pembinaan berkesinambungan lewat liga sepak bola nasional usia dini diharapkan menjadi pentas dari sikap dasar seorang pesepak bola. Sikap dasar atlet seperti kondisi fisik, medis, nutrisi, semangat dan keceriaan menjadi implementasi penting pembibitan hulu yang dilakukan IJL tahun ini.   

Upaya sikap dasar dan keceriaan menjadi implementasi penting ini

Tia meyakini kompetisi berkesinambungan bukan hanya memberikan pengalaman langsung bagi atlet muda, tapi juga membangkitkan kerja keras dan jiwa sportivitas. Selain karakter tersebut, bonus lainnya adalah ekosistem dan jejaring yang sinergis antar Sekolah Sepak Bola (SSB) anak dalam mengembangkan pembinaan anak usia dini.

Konsistensi dalam menyelenggarakan kompetisi sepak bola usia dini telah dibuktikan IJL selama sembilan tahun terakhir ini. IJL musim 2022/2023 yang sedang berjalan saat ini sendiri telah memasuki babak final perebutan juara. Pertandingan final untuk kategori U-9 dan U-11 tersebut dilangsungkan di Lapangan Yonif Mekanis 203 Arya Kamuning, Kota Tangerang, Banten, Minggu (12/2/2023). 

Tercatat tak kurang dari 58 tim yang membawakan 1.334 pemain sepak bola usia dini dari berbagai wilayah seperti Bandung, Sukabumi, Serang hingga Cilegon telah bertanding setiap pekannya sejak September tahun lalu. Animo sangat besar dari para atlet muda ini menjadi bukti nyata tingginya kecintaan masyarakat berbagai kalangan di sepak bola. 

Menurut Tia, dengan manajemen liga dan pelatihan klub yang  berorientasi kepada sikap dasar keolahragaan, kualitas dan kesinambungan prestasi akan membentuk standar kompetisi sepak bola yang baik.  

“Kami bersyukur IJL telah menapaki tahun kesembilannya di musim kali ini. Kami selalu meyakini bahwa upaya keras kita ini akan meningkatkan kualitas kompetisi dan pembinaan sepak bola usia muda yang berjenjang. Upaya ini akan terealisasi dengan dukungan konsisten berbagai pihak. Kolaborasi ini sudah terbukti hingga kini, mampu menciptakan iklim pembinaan sepak bola usia dini yang baik,” kata Tia.

Sementara Sylvana mengatakan, “Dengan mewadahi generasi muda mengembangkan potensi bakat yang dimiliki, Aice Group mengaktivasi puluhan klub dan ribuan atlet usia dini. Setelah menyaksikan Piala Dunia lalu di Qatar, maka tak lama tak lama lagi Indonesia akan menjadi titik perhatian dunia sepak bola. Apalagi Indonesia akan menjadi tuan rumah pesta Piala Dunia U-20 yang akan dilaksanakan pada Juni mendatang.”

Kolaborasi Aice dan IJL ini akan mendorong terciptanya program kompetisi sepak bola usia muda yang berjenjang dan berorientasi pada pembinaan yang baik dan benar. Sehingga Indonesia mampu melahirkan banyak anak berprestasi tinggi di percaturan sepak bola baik nasional maupun dunia. (Anj)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *