Frisian Flag Indonesia Ajak PKK Jatim Jadi Penggerak Hidup Sehat dan Berkelanjutan
WomanFoto 1.
Anjanesia.com – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) terus berkomitmen memberdayakan kaum perempuan sebagai motor utama penggerak keluarga di berbagai sektor.
Adapun sektor itu, seperti kesehatan melalui pemenuhan gizi, kesejahteraan melalui pemenuhan ekonomi keluarga, dan penggerak kelestarian lingkungan.
Menandai 100 tahun kehadirannya di Indonesia, FFI menggagas kegiatan edukasi dan intervensi melalui program ‘#MelajuKuatBersama Ibu PKK (Pahlawan Kemajuan Keluarga)’ dan memperluas cakupan program ke seluruh daerah di Indonesia.
Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro mengatakan program tersebut merupakan kontribusi FFI untuk membantu menurunkan prevalensi stunting ke angka 14 persen pada 2024.
“Isu stunting tak lepas dari kondisi ekonomi yang menghambat akses terhadap gizi berkualitas. Frisian Flag Indonesia terus berkomitmen untuk berpartisipasi mengedukasi keluarga Indonesia melalui kampanye #JagaGiziKinidanNanti,” ujar Andrew, Kamis (10/11).
Kegiatan Training of Trainers ini bertujuan untuk mengoptimalkan peranan ibu dalam memberikan contoh dan mengajak keluarga menerapkan gaya hidup sehat, sejahtera, dan berkelanjutan.
Selain itu, akan membantu ibu PKK meningkatkan literasi keluarga mengenai gizi, keuangan yang sehat, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Program ToT di Jawa Timur digelar dengan tema ‘Peranan Ibu dalam Peningkatan Literasi Gizi, Keuangan serta Penerapan Gaya Hidup Berkelanjutan untuk Indonesia yang Sehat, Sejahtera, dan Selaras’. Program ToT ini akan memberikan edukasi mengenai nutrisi, pengelolaan sampah, kelas kuliner, dan financial atau digital marketing.
Program dilakukan secara hybrid serta diikuti oleh total 293 kader, yang berasal dari 5 kabupaten/kota yakni Mojokerto, Malang, Bondowoso, Ponorogo, dan Sumenep, dan TP PKK Provinsi Jawa Timur .
Para kader yang dilatih diharapkan akan menjangkau 30.000 lebih kader PKK yang lain sehingga manfaat program ini akan makin dirasakan secara luas.
“Diharapkan mereka sudah dapat memberikan edukasi mengenai nutrisi, keuangan sehat, dan gaya hidup berkelanjutan untuk keluarga dan masyarakat sekitar,” ujar Andrew.
Gizi Seimbang
Lebih lanjut Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), menuturkan mengenai pentingnya keluarga memahami gizi seimbang sebagai panduan konsumsi makanan dan pola hidup masyarakat untuk mencapai status gizi optimal.
Masyarakat perlu mengetahui makanan yang mengandung gizi lengkap dalam asupan makanan sehari-hari yang cukup secara kuantitas dan kualitas serta mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
“Untuk menjaga kondisi tubuh tetap optimal, kita memerlukan makanan beragam dan bergizi lengkap yang didapatkan dari asupan makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah, serta protein hewani yang dikonsumsi sesuai pedoman gizi seimbang,” jelasnya.
Menurut Sandra, Protein hewani dengan kandungan asam amino esensial memiliki bermacam fungsi diantaranya untuk mendukung pertumbuhan anak, memperbaiki sel tubuh yang rusak serta mendukung pembentukan dan menjaga imunitas tubuh.
“Susu sebagai salah satu sumber protein hewani terbaik sangat diperlukan manusia di semua tingkatan usia karena praktis dikonsumsi dan zat gizinya yang lengkap mudah diserap oleh tubuh,” katanya.
Disampaikan pula pentingnya beraktivitas fisik yang rutin seperti berolahraga minimal 3 kali seminggu untuk mempertahankan kebugaran dan menjaga berat badan tetap normal.
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin menyambut baik pelaksanaan program #MelajuKuatBersama Ibu PKK (Pahlawan Kemajuan Keluarga).
Menurutnya, program itu selaras dengan tiga dari 10 program pokok PKK, yaitu kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, serta kelestarian lingkungan hidup.
“Program ini juga sejalan dengan tujuan gerakan PKK yaitu memberdayakan ibu-ibu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga,” ungkapnya.
Arumi mengatakan ibu-ibu PKK merupakan garda terdepan untuk mengatasi berbagai masalah kesejahteraan di tengah masyarakat, misalnya berkontribusi dalam mengatasi masalah gizi anak, dan termasuk masalah stunting.
“Ini isu prioritas nasional, karena memiliki dampak kesehatan yang mengancam kualitas kesehatan generasi mendatang,” tegas Arumi. (Anj)