Coca-Cola Luncurkan Botol dari Plastik Daur Ulang
LifestyleAnjanesia.com – Coca-Cola Indonesia meluncurkan kemasan botol barunya yang terbuat dari 100 persen plastik Polyethylene Terephthalate (PET) daur ulang atau rPET, tidak termasuk tutup dan labelnya. Hal ini sebagai langkah dukungan ekonomi sirkular kemasan plastik di Indonesia.
Presiden Direktur Coca-Cola Indonesia Julio Lopez mengatakan, kemasan rPET tersedia untuk merek Coca-Cola Trademark, Fanta, Sprite dalam kemasan 390ml dan Sprite Waterlymon dalam kemasan 425ml.
“Kami dengan bangga menyatakan bahwa satu dari setiap tiga botol yang ada di pasar Indonesia sekarang terbuat dari 100 persen plastik rPET (daur ulang),” kata Lopez saat temu media, Sabtu (17/6).
Lopez mengatakan bila botol ini dibuat secara lokal di Amandina Bumi Nusantara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pabrik daur ulang ini didirikan oleh mitra pembotolan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia bersama Dynapack Asia.
“Botol kami memiliki nilai lebih dari penggunaan pertama karena dapat digunakan berulang kali, sehingga membantu mendukung ekonomi sirkular loop tertutup,” ujar Lopez.
Langkah ini, kata Lopez, merupakan komitmen Coca-Cola Indonesia terhadap visi World Without Waste, yang mencakup tujuan menggunakan setidaknya 50 persen plastik daur ulang dalam kemasannya pada 2030, dan ambisi untuk membantu mengumpulkan setara dengan setiap kaleng dan botol yang dijual pada tahun 2030.
Dengan diperkenalkannya botol yang terbuat dari 100 persen rPET baru, Coca-Cola memberikan kontribusi besar terhadap tujuan Indonesia dengan mengurangi ketergantungan pada plastik baru dan menurunkan emisi karbon dalam proses produksi.
The Coca-Cola Company saat ini menawarkan setidaknya satu merek yang terbuat dari 100 persen rPET di lebih dari 40 negara di seluruh dunia.
“Di Coca-Cola, kami menyadari urgensi dan kompleksitas tantangan sampah plastik di Indonesia. Tidak ada entitas tunggal yang dapat mengatasi tantangan ini sendirian,” ujarnya.
Dengan demikian, pihaknya komitmen menawarkan desain kemasan, pengumpulan, dan sistem daur ulang yang inovatif. Kemudian menjalin aliansi strategis dengan para pemangku kepentingan, termasuk lembaga pemerintah, mitra industri dan organisasi lokal untuk mendorong ekonomi sirkular di Indonesia.
“Kami juga memanfaatkan kekuatan serta jangkauan merek Coca-Cola untuk secara aktif melibatkan konsumen dalam inisiatif daur ulang dan membangun kesadaran tentang potensi luar biasa mengubah botol plastik menjadi baru,” kata Lopez.
Dalam kesempatan ini Lopez mengatakan, melalui usaha patungan lokal dan perjanjian pemasok jangka panjang, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia melakukan investasi strategis untuk meningkatkan kapasitas daur ulang di Indonesia, membuka pasokan plastik daur ulang, dan meningkatkan teknologi baru.
Botol 100 persen rPET Coca-Cola diproduksi di fasilitas daur ulang baru di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Amandina Bumi Nusantara, yang didirikan dalam kemitraan antara Coca-Cola Europacific Partner Indonesia dan Dynapack Asia.
Fasilitas canggih ini memproses botol PET bekas pakai (pascakonsumsi) yang bersumber dari pasokan lokal dan mengubahnya menjadi botol baru untuk merek Coca-Cola. Pabrik daur ulang ini juga berkolaborasi dengan Mahija Parahita Nusantara, yayasan sosial nirlaba yang didirikan oleh kedua organisasi tersebut.
Yayasan ini mendukung penciptaan infrastruktur pengumpulan melalui pengembangan usaha mikro pengumpulan dan berpusat pada usaha sosial serta dukungan masyarakat.
Mahija Parahita Nusantara menyediakan bahan baku untuk fasilitas daur ulang dan yang terpenting, juga mendukung komunitas pemulung informal dengan pekerjaan yang stabil serta membuka akses terhadap layanan sosial.
“Komitmen ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah sebesar 30 persen dan mengurangi sampah laut sebesar 70 persen pada 2025 dalam mengatasi polusi plastik,” kata Xavi Selga, Presiden Direktur Coca-Cola Europacific Partners Indonesia dan Papua Nugini. (Anj)