Bayer Luncurkan JUARA: Pusat R&D Pertanian Terdepan

Economy, News

Anjanesia.com – Pertanian adalah salah satu sektor vital dalam perekonomian Indonesia. Pada 2022, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertanian menyumbangkan 12,4% dari PDB nasional – menjadi kontributor ketiga terbesar, setelah sektor industri dan perdagangan. Indonesia memiliki sekitar 190 juta hektar lahan, menjadikannya sebagai salah satu negara dengan lahan pertanian terluas di dunia. Bahkan, menurut FAO, Indonesia juga merupakan produsen padi terbesar keempat dunia.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian menempatkan peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian, serta peningkatan pemanfaatan teknologi dan inovasi pertanian, sebagai dua dari lima sasaran strategis untuk dicapai sepanjang 2020-2024. 

Memahami potensi besar tersebut, Bayer meluncurkan inisiatif inovatifnya, Bayer JUARA (Juwiring Agriculture Research and Academy); menjadi pusat riset dan pengembangan (research and development/R&D) pertanian pertama dan terbesar milik Bayer di Indonesia. Berluas 9 hektar di Desa Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, Bayer JUARA merupakan pusat R&D terbesar kedua Bayer di Asia Tenggara, dan direncanakan untuk menjalankan hingga 200 uji coba teknologi pertanian per tahun. 

Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dalam sambutannya mengatakan, “Kemajuan negara kita sangat bergantung pada pilar inovasi dan adaptabilitas. Dengan merangkul kemajuan teknologi di bidang pertanian, kita tidak hanya mengamankan sumber pangan, tetapi juga membentuk masa depan Indonesia yang lebih makmur. Adaptasi teknologi pertanian modern tidak terelakkan. Kehadiran Bayer JUARA diharapkan dapat menjadi pemicu kehadiran berbagai inovasi di bidang pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, maupun orientasi ekspor.” 

(ki-ka): Head of Field Solutions Bayer Regional Asia Pacific, Srinath Bala; Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud; Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Samanhudi; Plt. Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi Universitas Sebelas Maret, Irwan Trinugroho; Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Jaka Widada; Presiden Direktur Bayer Indonesia, Kinshuk Kunwar; dan Bayer Head of Field Solutions South East Asia & Pakistan, Kukuh Ambar Waluyo, dalam sesi penandatanganan nota kesepahaman antara Bayer dengan Universitas Gadjah Mada dan Universitas Sebelas Maret, di Klaten, Jawa Tengah (15/8).

Head of Field Solutions Bayer Regional Asia Pacific, Srinath Bala mengatakan, ”Bayer percaya pada peran penting ilmu pengetahuan dalam mengubah dunia menjadi lebih baik. Kombinasi teknologi dengan sumber daya pertanian yang kaya mampu menghadirkan industri pertanian yang inovatif dan berkelanjutan. Bayer JUARA adalah bukti keyakinan ini, memastikan bahwa setiap petani di Indonesia memiliki akses kepada solusi inovatif untuk masa depan yang berkelanjutan dan produktif.”

Pusat penelitian ini direncanakan untuk melangsungkan hingga 200 uji coba teknologi pertanian setiap tahun, yang mencakup pengujian dan evaluasi teknologi pertanian yang inovatif, termasuk benih jagung bioteknologi dan produk biologis yang ramah lingkungan. 

Dilengkapi dengan fasilitas canggih seperti teknologi pemantauan pola cuaca, laboratorium, bangunan berpanel surya, gudang penyimpanan bahan uji, dan rumah kaca, Bayer JUARA memberikan solusi praktis dan efektif yang meningkatkan hasil panen, meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan.

Salah satu keunggulan pusat R&D ini adalah fokusnya terhadap kolaborasi. Bayer JUARA menyediakan area kolaborasi yang memungkinkan Bayer (sebagai pelaku industri) untuk bekerja sama dengan kalangan akademisi guna mendorong pertukaran ide dan pengetahuan yang saling membangun. Sebagai realisasi, Bayer menandatangani nota kesepahaman dengan lembaga pendidikan tinggi ternama, antara lain Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan Universitas Sebelas Maret, Solo.

Selain itu, Bayer JUARA secara aktif mendukung masyarakat setempat dengan menyediakan kesempatan magang, kunjungan belajar, dan meluncurkan program ilmiah bagi anak-anak guna menumbuhkan rasa ingin tahu dan minat dalam bidang pertanian.

“Bayer JUARA bukan sekadar pusat R&D, tetapi manifestasi dari niatan kami untuk bersinergi dengan potensi pertanian Indonesia yang kaya. Nama ‘JUARA’ mencerminkan aspirasi kami untuk membawa Indonesia menjadi pemimpin dalam inovasi pertanian. Bersama-sama pemerintah, mitra industri dan para petani, kami optimistis Bayer JUARA mampu berkiprah mendorong Indonesia ke panggung pertanian dunia,” tegas Kinshuk Kunwar,  Presiden Direktur Bayer Indonesia.

Dengan berdirinya Bayer JUARA, Bayer mengukuhkan komitmennya untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi demi masa depan yang lebih baik, membawa keadaan lebih dekat untuk mencapai ‘Health for All, Hunger for None‘. Dalam skala global, Bayer telah menggelontorkan anggaran hingga 6,2 miliar Euro atau 106 triliun rupiah pada 2022 untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan (R&D). (Anj)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *