Anjanesia.com – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan rangkaian Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) tahun 2024. Penyelenggaraan JMFW 2024 fokus pada penguatan ekosistem modest fashion nasional.
Hal ini disampaikan Didi Sumedi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, saat kick-off JMFW pada Kamis, 12 Oktober 2023 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.
“Penyelenggaran JMFW menjadi ikon kolaborasi antara pemerintah dengan para pemangku kepentingan seperti pelaku bisnis, akademisi, asosiasi, serta media. Saya bahagia sekaligus bangga dengan kolaborasi lintas sektoral yang dapat terwujud dari sisi hulu hingga hilir,” ujar Didi Sumedi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, saat kick-off JMFW di acara kick-off JMFW 2024 yang dihelat di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, baru-baru ini.
Didi menyampaikan optimisme Indonesia mampu mendominasi distribusi pasar modest fashion dunia karena didukung faktor tren peningkatan populasi muslim global yang didominasi generasi milenial. “Generasi Milenial mempengaruhi tren modest fashion. Selain itu, Indonesia juga memiliki keunggulan keragaman budaya yang kaya, kearifan lokal, serta kualitas sumber daya manusia yang tinggi,” kata Didi.
Didi menjelaskan, untuk mendorong terjadinya transaksi bisnis pada JMFW, Kemendag juga menjalin kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), serta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Tujuannya untuk menjaring buyer termasuk ritel dan distributor di dalam negeri, mengoptimalisasi peran perwakilan perdagangan untuk hadir di JMFW, serta mendorong terjadinya kerja sama bisnis antara buyer internasional dengan perusahaan Indonesia.
Adapun perwakilan dari asosiasi yang turut serta pada pelaksanaan JMFW, yaitu Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi), Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika (PPAK), Indonesian Fashion Chamber (IFC), Rahasia Gadis, Hippindo, Aprindo, serta sebanyak 202 pelaku usaha yang bergerak di bidang modest fashion, aksesori, dan kosmetik.
“Indonesia optimistis mampu mendominasi distribusi pasarmodest fashion dunia karena didukung faktor tren peningkatan populasi muslim global yang didominasi generasi milenial. Menurut saya, generasi milenial mempengaruhi tren modest fashion. Selain itu, Indonesia juga memiliki keunggulan keragaman budaya yang kaya, kearifan lokal, serta kualitas sumber daya manusia yang tinggi,” jelas Didi.
Anne Patricia Sutanto, Wakil Kadin Bidang Hubungan Internasional berharap JMFW diharapkan bisa menjadi tidak dimiliki oleh pihak tertentu, tetapi milik Bangsa Indonesia. “Kami ingin JMFW adalah milik indonesia, tidak hanya dari sisi bisnis atau kementerian/lembaga lain. Hal ini karena ekosistem yang tercipta di JMFW bukan hanya dari satu kementerian/lembaga. Kita ini satu. Saya juga berharap semua program di JMFW berkelanjutan untuk membawa dampak bagi orang-orang yang ada di ekosistem,” kata Anne.
Loto Srinaita Ginting, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN menyampaikan, “Kementerian BUMN dan BUMN memiliki banyak program yang mendukung pengembangan UMKM yang bergerak di sektor kuliner, fesyen, dan kriya. “Kami melakukan pembinaan untuk UMKM termasuk perluasan pasar. Kegiatan ini bisa menjadi sinergi kita semua,” tutur Loto.
Sementara itu, Miftah Farid, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif, mengungkapkan bahwa kegiatan JMFW tidak hanya pada main event, tetapi juga memiliki kegiatan sebelum dan sesudah puncak acara. “JMFW memiliki rangkaian kegiatan sebelum puncak yang dapat terselenggara atas kolaborasi segala pihak. Setelah puncak acara, kami ingin interaksi (engangement) desainer modest fashion Indonesia dengan buyer internasional semakin kuat,” kata Miftah.
Miftah mengakui bahwa sejak awal, pihaknya memang punya semangat mendorong Indonesia jadi kiblat modest fashion dunia. Namun dalam perwujudannya, mereka “tidak ujuk-ujuk membawa pelaku bisnis ke pasar.”
“Ekosistemnya harus dikuatkan,” sebut Miftah saat ditemui usai acara, Kamis. “Indikator kita bisa jadi kiblat (modest fashion dunia) itu ekosistem dalam negeri harus siap, industri harus support, pun dengan SDM, industri penopang lain, pemerintah, dan media.”
Miftah menambahkan, “Saat sub-ekosistem ini kuat, saling support, kita bisa klaim modest industry kita kuat. Tahun depan, kami berharap kita (Indonesia) bisa jadi modest fashion hub.”
Lebih dari 200 Brand Lokal di JMFW 2024
Pelaksanaan puncak JMFW 2024 akan diselenggarakan pada 19 – 21 Oktober 2023, dan dilakukan bersamaan dengan Trade Expo Indonesia (TEI) pada 18-22 Oktober di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. Kegiatan JMFW akan menampilkan rangkaian acara pagelaran busana, pameran dagang, serta penjajakan bisnis (business matching).
MJMFW 2024 melibatkan berbagai pihak mulai dari kementerian/lembaga seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank Indonesia, Kadin, hingga pihak swasta yang berperan sebagai sponsor seperti Wardah, Mustika Ratu, APR, UBS, Bank Syariah indonesia, Toyota, Tokopedia, Vivere, dan You-C 1000.
Dukungan asosiasi terkait juga sangat penting. Karena bercita-cita jadi kiblat modest fashion dunia, menurut Miftah, produk modest fashion lokal harus heterogen, dan semangat inilah yang terefleksi dalam penyelenggaraan JMFW 2024.
Tercatat bahwa tidak kurang dari 200 brand lokal akan terlibat, dengan 150 di antaranya merupakan desainer modest fashion. Ia menjelaskan, JMFW tahun ini bertema “Indonesian Excellent.” “Kami tampilkan produk-produk berkualitas di sana. Mengapa kami bisa klaim berkualitas? Karena sebelum ditampilkan di JMFW, kami inkubasi dulu,” papar Miftah.
Dikatakannya, “(Kami) kasih skill dulu bagaimana cara jahit yang benar. Terus (diajarkan bahwa) sebelum desain, mereka mesti tahu moodboard dulu, harus come up with ideas dulu sebelum mendesain.”
Miftah mengatakab, negara target pasar produk modest fashion Indonesia adalah Timur tengah, beberapa negara Asia Tenggara, dan Eropa. “Kami undang 90 buyer by name setiap parade (selama JMFW),” sebutnya.
Dalam keterangannya, Wakil Kadin Bidang Hubungan Internasional, Anne Patricia Sutanto, mengatakan bahwa JMFW diharapkan tidak hanya jadi milik pihak tertentu, tapi bangsa Indonesia. “Saya juga berharap semua program di JMFW berkelanjutan untuk membawa dampak bagi orang-orang di ekosistem tersebut,” katanya.
Miftah menyebut, negara target pasar produk modest fashion Indonesia adalah Timur tengah, beberapa negara Asia Tenggara, dan Eropa. “Kami undang 90 buyer by name setiap parade (selama JMFW),” ungkapnya.
National Chairman IFC, Ali Charisma, berharap pergelaran acara modest fashion seperti JMFW akan jadi magnet yang membuat industri lokal Indonesia dilirik dunia internasional. “Semoga akan (secara) sustain mengantarkan Indonesia jadi pusat modest fashion dunia,” ujar Ali. (Anj)