Dorong Indonesia Bebas Stunting dengan Edukasi Budaya Makan Ikan
LifestyleAnjanesia.com – Sumber protein umum yang banyak dimakan oleh masyarakat Indonesia rata-rata adalah telur, ayam, atau daging. Padahal, ikan juga termasuk sumber protein hewani yang mudah kita jangkau dan memiliki harga ekonomis.
Sayangnya, menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan Juli 2023 menunjukkan angka konsumsi ikan masyarakat Indonesia berada pada angka 55.37kg/kapita, masih lebih rendah dari target nasional yakni 62,05 kg/kapita.
Salah satu hal penting untuk membudayakan konsumsi ikan di tengah masyarakat adalah melalui upaya membangun pemahaman yang benar dan terintegrasi, khususnya terkait dengan manfaat dan kandungan gizi ikan sebagai sumber protein bagi kesehatan dan kecerdasan.
Di sisi lain, kehadiran berbagai inovasi pengolahan ikan sebagai bentuk keanekaragaman dalam memenuhi tuntutan selera masyarakat juga menjadi hal penting untuk mendorong budaya gemar makan ikan.
Dalam momentum peringatan Hari Pangan Sedunia bulan Oktober 2023 kemarin, PT Heinz ABC Indonesia (ABC) meluncurkan rangkaian kegiatan edukasi publik bertema #KeluargaGemarIkanbersamaABC. Hal ini sebagai upaya meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya kaum ibu akan pentingnya budaya gemar makan ikan.
Mira Buanawati, General Counsel, Head of Corporate, Regulatory Affairs, Kraft Heinz Indonesia & Papua New Guinea mengatakan sebagai perusahaan yang telah hadir selama hampir 50 tahun di Indonesia, Kraft Heinz akan terus berinovasi dan hadir dengan langkah nyata untuk membawa dampak positif di tengah masyarakat.
“Hal ini sejalan dengan nilai perusahaan ‘we do the right thing’, dimana kami senantiasa berperan aktif menciptakan kolaborasi untuk mendorong pemenuhan gizi masyarakat yang lebih baik dan menghadirkan generasi muda yang kuat dan sehat,” ujar Mira saat temu media di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Lenteng Agung, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Berbagi Pengetahuan
Mira mengungkapkan kolaborasi strategis ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk Pemerintah, pelaku usaha, pakar, komunitas, dan media massa. Kolaborasi ini digagas untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang cerdas gizi, sekaligus mendukung sosialisasi kampanye GEMARIKAN yang dicanangkan Pemerintah menuju Indonesia yang sehat dan bebas stunting.
Berkaitan dengan hal itu, Diana Riaya Kusumaningrum , Marketing Manager Easy Meals Kraft Heinz Indonesia & Papua New Guinea menjelaskan Sarden ABC kembali mengambil langkah nyata bersama para pihak untuk berbagi pengetahuan dengan penggiat komunitas ibu. Hal itu sebagai bagian dari upaya bersama untuk mengedukasi dan membangun masyarakat yang gemar makan ikan.
“Kami percaya, edukasi yang didukung oleh berbagai inovasi produk olahan ikan, seperti halnya berbagai varian produk olahan ikan sarden akan semakin memberikan pilihan, khususnya bagi para ibu untuk menghadirkan masakan olahan Ikan yang lezat sekaligus bernutrisi untuk pemenuhan kebutuhan gizi keluarga. Kami berharap hal ini akan semakin mendukung program pemerintah untuk meningkatkan budaya makan ikan di tengah masyarakat,”jelasnya.
Nutrisi Dalam Ikan
Lebih lanjut pada kegiatan tersebut, Sarden ABC secara khusus juga memaparkan ‘NUTRISEA’ dalam produk olahan ikan sarden sebagai alternatif sumber protein yang kaya kandungan nutrisi terbaik.
“Kami berkomitmen untuk memastikan setiap kandungan nutrisi dan vitamin dalam produk Sarden ABC tetap terjaga. Sarden ABC terbuat dari ikan sarden dan bahan segar yang tidak mengandung bahan pengawet, pewarna sintetis, dan pemanis sintetis. Selain itu melalui proses produksi yang ketat, kami berkomitmen untuk menjaga seluruh kandungan nutrisi dalam ikan, seperti Omega 3&6, DHA, Protein, Vitamin D, B3, B12, Kalsium dan Fosfor dapat terjaga baik”, tutur Diana.
Berkaitan dengan hal tersebut, Prof. Dr. Hardinsyah, M.S., Guru Besar Ilmu Gizi IPB University dan Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, juga memaparkan pentingnya menumbuhkan kebiasaan konsumsi ikan. Menurutnya, ikan termasuk ikan sarden adalah salah satu pangan yang mempunyai banyak manfaat bagi pemenuhan kebutuhan gizi, kesehatan, serta kecerdasan.
“Ikan, termasuk ikan Sarden merupakan sumber protein yang juga mengandung kebaikan vitamin D. Kedua zat gizi ini tutut berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan pembentukan tulang. Selain itu juga mengandung vitamin B3, B12, mineral Kalsium dan Fosfor, serta asam lemak DHA, Omega 3 dan 6. Vitamin B12 turut berperan dalam pembentukan sel darah merah untuk mencegah anemia,” ungkapnya.
Ia pun menjelaskan berbagai penelitian telah membuktikan konsumsi ikan yang cukup oleh ibu hamil berpengaruh pada pencegahan stunting pada bayi, sehingga dapat berdampak positif pada tumbuh kembang saraf otak janin dan anak.
“Kebiasaan konsumsi ikan yang cukup sejak dini turut membantu menciptakan generasi yang sehat dan cerdas. Oleh karena itu, penting agar semua pihak di masyarakat mendukung edukasi dan kampanye makan ikan sehingga terjadi peningkatan makan ikan yang berdampak pada status gizi dan kesehatan masyarakat yang lebih baik,” kata Hardin.
Manfaat Makan Ikan
Hardin menegaskan bila kebiasaan makan ikan memiliki segudang manfaat bagi tubuh. Menurutnya, seseorang perlu makan ikan paling tidak 150 gram/hari secara rutin untuk dapat mencegah penyakit dalam jangka panjang.
Bahkan, ia mengatakan bila kebiasaan makan ikan bisa membantu seseorang hidup hingga usia 100 tahun. “Ada kajian terhadap orang-orang di atas usia 100 tahun atau yang disebut centenarian. Salah satu rahasianya adalah kebiasaan makan ikan. Rahasia ini kajiannya panjang, tapi ikan itu punya keunikan zat gizi yang beragam. Proteinnya sangat lengkap, mudah digunakan tubuh, dan mineral serta kalsiumnya juga lengkap,” jelas Hardin.
Hardin menjelaskan ibu hamil perlu makan ikan 150 gram/hari minimal 4x seminggu agar bisa mencegah stunting sejak kehamilan. Salah satu kandungan di dalam ikan, seperti kalsium dan vitamin D membantu tulang di dalam janin lebih cepat panjang sehingga tumbuh kembang anak menjadi lebih baik dan tidak stunting. Selain berpengaruh pada stunting secara fisik, nutrisi dalam ikan juga berpengaruh mencegah stunting karena membantu perkembangan otak.
Kebiasaan makan ikan juga erat kaitannya dengan kesehatan jantung serta bantu mengendalikan tekanan darah, kolesterol, hingga gula darah. Hardin menambahkan orang yang biasa makan ikan juga tingkat depresinya lebih rendah dan dapat mencegah risiko alzheimer.
“Makan ikan mencegah berbagai penyakit, termasuk kematian karena jantung koroner yang jadi penyebab kematian nomor 1 di Indonesia hingga saat ini. Ternyata dengan makan ikan 100-150 gram/hari itu menurunkan 1/5 kematian karena jantung koroner,” ungkap Hardin.
“Negara kita ini luar biasa dari barat sampai timur kita kan dulu dibilang sebagai anak pelaut sebagai negara maritim. Makan ikan itu harusnya jadi kebiasaan nenek moyang yang kita lanjutkan secara terus menerus,” tandasnya.
Dukung Ketahanan Pangan
Sementara itu, Erwin Dwiyana, Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, juga mengungkapkan GEMARIKAN menjadi salah satu program yang diinisiasi oleh KKP RI dalam mendukung ketahanan pangan dan gizi nasional serta mendukung percepatan penurunan angka prevalensi stunting.
“Perlu upaya yang sistematis dan terstruktur dengan melibatkan seluruh komponen dan stakeholder baik pusat, daerah, akademisi, para mitra dan pelaku usaha, termasuk PT Heinz ABC Indonesia (ABC) untuk bersama-sama membangun kesadaran gizi individu maupun kolektif agar gemar makan ikan,” katanya.
“Tentu saja, kampanye ini juga diimbangi oleh sejumlah fakta atas segala kebaikan gizi yang terkandung dalam ikan terutama protein, omega-3, dan mikro nutrien lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, KKP terus mendorong peningkatan angka konsumsi ikan hingga mencapai target sebesar 62,5 kg per kapita pada 2024. Untuk itu, sekali lagi diperlukan sinergi yang kuat dari semua pihak. Kami mengapresiasi setiap kolaborasi untuk membangun budaya masyarakat gemar ikan dan berharap setiap elemen bangsa dapat ikut berperan menciptakan Indonesia yang sehat, cerdas, dan bebas stunting menuju generasi emas 2045,” tambah Erwin.
Adapun sebagai langkah awal, ABC menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan RI beserta ahli gizi dalam acara Parent Session #KeluargaGemarIkanBersamaABC bersama lebih dari 50 anggota komunitas ibu, Kader & Pokja Posyandu, serta para pegiat komunitas ibu.
Parent Session pertama ini diadakan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Lenteng Agung, Jakarta Selatan, sebagai perwujudan ruang edukasi masyarakat dan keluarga. Kegiatan ini rencananya juga akan dilakukan di beberapa tempat lainnya hingga tahun depan.
Kegiatan Parent Session juga didukung dengan berbagai program lainnya, termasuk Sarden ABC goes to school ke 50 sekolah di berbagai kota, kompetisi kreasi memasak ikan Sarden ABC, Cooking Creative Tips, serta edukasi seputar manfaat gizi produk ikan olahan. (Anj)