5 Desainer IFC Pamerkan Busana Evening Wear di JF3

Fashion

Anjanesia.com – Tampil perdana di gelaran Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2023, Indonesian Fashion Chamber (IFC) memamerkan busana evening wear. Dalam penampilannya kali ini, IFC yang mengusung tema ‘Colours of Enchantment’, membawa lima designer untuk memamerkan busana evening wear yaitu Eko Tjandra (IFC Jakarta), Fomalhaut Zamel (IFC Padang), Gregorius Vici (IFC Semarang), Rasya Shakira (IFC Malang) dan Yanwar Bestari (IFC Aceh)

Menurut Riri RengganisVice Executive Chairman IFC, tema yang diusung IFC dalam gelaran festival fashion yang diselenggarakan oleh JF3 ini sendiri diartikan sebagai pesona dalam sebuah warna yang memiliki DNA sehingga akan sedikit tampil beda.

“Jadi maksudnya itu adalah pesona warna-warna, tapi tidak selalu harfiah warna, tapi kita punya DNA yang berbeda beda dari IFC ini. Dan Kali ini kita membawa lima designer kebanggaan IFC dari berbagai chapter (daerah),” kata Riri saat ditemui di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (23/7).

Kelima desainer dari IFC sendiri, mempresentasikan ragam gaya desain yang memesona hasil dari eksplorasi ragam inspirasi, pemakaian material maupun warna, serta aplikasi ornamen yang begitu variatif.

The Goddes of Golestan

Yanwar Bestari menampilkan koleksi bertema The Goddes of Golestan yang terinspirasi dari megahnya arsitektur ruangan kaca berwarna-warni dalam istana Golestan di negeri Iran.

Koleksi ini mengusung gaya classic feminine dengan cutting unsur feminin yang didominasi dress hitam yang di mix and match dengan kain organza, sequin, tulle, lace dan menggunakan sentuhan payet kristal dan bebatuan yang berwarna warni. Koleksi ini di dominasi dengan warna terang, yang menggambarkan sisi kemewahan dan sexy alluring sang dewi.

Moldavite

Sementara itu, Gregorius Vici mempresentasikan koleksi bertema Moldavite yang terinspirasi dari sebuah batu beraura magis yang dipercayai oleh suku Dayak. Pola-pola menakjubkan pada kain merefleksikan keajaiban alam, sementara siluet berani menggambarkan keberanian nenek moyang suku Dayak. Koleksi “Moldavite” ini menghormati kearifan budaya kuno sambil merayakan keindahan dan keteguhan suku Dayak yang abadi.

Perpaduan olah sisa bahan tenun dengan teknik patchwork, layering, dan bordir menjadi detail utama rancangan ini. Gaya casual edgy, elegan, dan sporty dari koleksi ini dibuat dengan bahan tenun lurik, sifon ATBM, katun, tulle, satin Duchess, santung sutra.

Ethnic Vibe with International Flavour

Selanjutnya, Eko Tjandra mengaplikasikan kain tenun endek Bali yang terinspirasi dari busana kebesaran para raja, ratu dan bangsawan Bali. Koleksi ini menampilkan style exotic dramatic dan arty of beat dengan sentuhan internasional. Ethnic Vibe with International Flavour adalah soul dalam koleksi ini. 

Baroque

Sementara itu, desainer Fomalhaut Zamel mempersembahkan koleksi bertema ‘Baroque’ yang terinspirasi dari periode antara abad 16 dan 17. Koleksi ini menonjolkan kemewahan dengan ornamen berwarna emas dan detail mewah seperti beads, crystal dan pearls yang menjadi ciri khas fashion pada masa itu.

New Forest

Yang terakhir, terinspirasi dari taman bunga terindah di London, Rasya Shakira menampilkan koleksi bertajuk New Forest dengan dominasi warna-warna bunga yang menarik. Busana karya Rasya ini juga memperlihatkan harmonisasi antara bahan lace dan tulle dengan tenun Lombok dan tenun Minang. (Anj)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *