Unik, Tas Rajut PLEATSMAMA dari Limbah Plastik Sudah Hadir di Indonesia

Lifestyle
Pleatsmama2

Anjanesia.com – Bagi kamu yang sedang menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, saat ini sudah ada tas rajut ramah lingkungan yang terbuat dari botol plastik.

tas rajut ini berbeda dari tas pada umumnya karena dibuat dari bahan ramah lingkungan dan diproduksinya pun sangat ramah lingkungan. 

Mengedepankan nilai-nilai ramah lingkungan dalam proses pembuatan produknya, Pleatsmama menjadi jenama asal Korea Selatan pertama yang menggunakan teknologi rajutan inovatif.

Pleatsmama memberikan warna baru pada industri fashion, khususnya tas, dengan menggunakan benang daur ulang ramah lingkungan untuk mengubah limbah menjadi produk tas sekaligus mengembangkan desain yang unik.

Tujuan pemakaian limbah daur ulang itu tak lain untuk memberikan kesempatan kedua dan disulap menjadi produk fashion bernilai tinggi.

Hal ini jelas jadi angin segar karena di industri fashion terdapat masalah penumpukan limbah pakaian dan benang yang tak terpakai.

Pleatsmama1
Produk fashion ramah lingkungan Pleatsmama tersedia di Bobo Tokyo Grand Indonesia Jakarta (dok. ist)

“To give discarded wastes a second chance at usefulness adalah tujuan utama berdirinya brand PLEATSMAMA ini sendiri. Selama kurang lebih 6 tahun, kami berkomitmen tulus terhadap lingkungan dan juga konsumen-konsumen kami. Kami terus ingin menghadirkan brand yang lekat dengan konsumen dan memiliki makna tersendiri bagi orang yang memakainya. Di Korea Selatan sendiri, PLEATSMAMA telah menjadi neighbor whom you can share goodness with; and now we’re very excited to become your neighbor here in Indonesia!,” ujar Jong-mi Wang, CEO PLEATSMAMA.

Di balik desain yang modern, produk PLEATSMAMA dibuat dari 16 botol plastik yang diubah dengan teknologi inovatif menjadi sebuah tas. Untuk membuat tasnya, PLEATSMAMA mendaur ulang 100% botol PET bekas beserta jaring ikan, pakaian bekas, dan alas tidur.

“Dengan ini, PLEATSMAMA secara signifikan mengurangi emisi karbon dan sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir sekaligus menghemat sumber daya,” ungkap Jong-mi Wang. 

Berbagai upaya eksperimen juga dilakukan, termasuk dengan menggunakan metode pewarnaan dope dyeing, material lokal yang tidak menghasilkan limbah cair.

Jong-mi Wang mengatakan, “Kami terus mencoba mengadopsi berbagai upaya untuk mengurangi emisi karbon dan meminimalisir limbah dalam setiap proses produksi. Bahan packaging kami pun ramah lingkungan, dengan mengurangi penggunaan kantong plastik dan tinta cetak yang berlebihan. We hope that our mission resonates well with you and together, let’s give new life to what’s been discarded.”

Sejarah Pleatsmama dimulai pada November 2017, berangkat dari kesadaran akan kenyataan keras yang ada di dalam industri fashion, yaitu tingginya penumpukan limbah pakaian serta benang-benang yang tidak terjual dan terpakai.

Berawal dari isu ini, perjalanan Pleatsmama berlanjut hingga pada 2018 merek fashion asal Korea Selatan ini resmi merilis tas pleats rajut pertama yang diproduksi secara domestik yang terbuat dari benang ramah lingkungan.

Warna tas dari limbah daur ulang ini sangat menarik perhatian dengan desain unik. Buat kalian yang penasaran silakan sambangi gerai Bobo Tokyo Grand Indonesia untuk mendapatkan aneka koleksi tas Pleatsmama yang ramah lingkungan. (Anj)