JF3 Fashion Festival Dorong Industri Mode Bersaing di Pasar Global

Economy, Fashion

Anjanesia.com – Festival mode terbesar di Indonesia, JF3 Fashion Festival, kembali hadir pada 18 Juli- 4 Agustus 2024. Sedikitnya 66 desainer Indonesia dan mancanegara berpartisipasi.

Thresia Mareta, Advisor JF3, mengatakan, para designer yang dilibatkan akan mempresentasikan 20 bahkan lebih, koleksi-koleksinya. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Tidak hanya desainer dari Indonesia yang akan menampilkan koleksinya di JF3 Fashion Festival kali ini. Tapi ada juga desainer-desainer dari Filipina, Vietnam, Singapura, dan Prancis,” ujar Thresia di Gafoy Summarecon Mall Kelapa Gading, Kamis (18/7).

Dikatakannya, sejak pertama kali digelar 20 tahun lalu, Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) terus berupaya memajukan industri mode Tanah Air. Semangat tersebut berlanjut lagi tapi dengan eksekusi yang berbeda dan lebih relevan. “Saya rasa kita sangat membutuhkan visi yang baru agar JF3 ini tidak jalan di tempat,” ujar Thresia.

Seperti tahun sebelumnya, JF3 Fashion Festival berlangsung di dua tempat. Pekan pertama di Summarecon Mall Kelapa Gading (MKG) pada 18-28 Juli, lalu berlanjut ke Summarecon Mall Serpong (SMS) pada 26 Juli-4 Agustus.

Bedanya, masing-masing lokasi memiliki tema tersendiri. SMS didedikasikan untuk street fashion, sementara MKG fokus dengan nuansa budaya dan spirit keberlanjutannya. Selain fashion show, juga terdapat bazar.

Khusus untuk SMS, hadir DRP Jakarta sebagai buah kolaborasi JF3 dan DRP Paris. Di negara asalnya, DRP dikenal sebagai festival streetwear dan budaya pop yang digandrungi kaum muda Paris. DRP Jakarta lantas menandai kehadiran pertama DRP di Asia.

“Saya rasa DRP bisa membantu mengangkat derajat brand lokal kita. Kalau produk-produk kita disandingkan dengan merek luar negeri, tentu Indonesia tidak disepelekan,” kata Thresia yang juga pendiri jenama Lakon itu. 

Seperti tahun sebelumnya, beberapa desainer Prancis bakal ikut memamerkan koleksinya di JF3 Fashion Festival.

Thresia mengatakan, tak ingin JF3 Fashion Festival sekadar menjadi ajang pamer karya perancang. Para desainer dan jenama yang ambil bagian, khususnya yang baru merintis, sejatinya juga harus dibantu untuk meningkatkan kapasitas sehingga mampu bersaing, baik di negeri sendiri maupun internasional.

Oleh karena itu, JF3 Fashion Festival juga konsisten menggelar Pintu Incubator yang memasuki tahun ketiganya. Thresia menginisiasi program tersebut dengan menggandeng Kedutaan Besar Perancis, melalui Institut Français d’Indonesie (IFI). Mentor dari para profesional di Indonesia, pakar mode juga pelaku bisnis mode dari Prancis dilibatkan untuk membekali para peserta yang merupakan desainer terkurasi.

Dua desainer atau jenama yang terpilih berkesempatan untuk berpartisipasi di Paris Trade Show, salah satu pameran dagang mode terbesar di dunia yang dihadiri para buyers internasional. 

Selain itu, Peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa belajar selama satu semester (enam bulan) di Ecole Duperre Paris, salah satu sekolah mode terbaik di Paris.

Paris dengan segala citranya sebagai kiblat mode dunia memang mitra yang tepat untuk membantu mengangkat industri mode Tanah Air. Namun, ia tak melupakan peran ekosistem fashion di kawasan Asia Tenggara.

Oleh karena itu, JF3 Fashion Festival 2024 turut melibatkan ASEAN Fashion Designers Showcase (AFDS). “Saya rasa kita perlu melihat lebih dekat sudah sejauh mana desainer-desainer negara tetangga lakukan sehingga kita bisa saling belajar. Mereka mengakui perancang Indonesia sangat kreatif dan desainnya bagus, cuma eksekusi perlu banyak perbaikan,” ungkap Thresia.

Chairman JF3, Soegianto Nagaria, berharap JF3 dapat semakin memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan industri mode Indonesia sebagai salah satu tulang punggung ekonomi kreatif.

Ia mengatakan, “Kami selalu berusaha berkontribusi, walau mungkin hasilnya tidak seberapa. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, seperti krisis ekonomi dan pandemi, JF3 tetap digelar. Pelaku industri mode harus terus bergerak maju agar visi kami untuk memajukan industri mode bisa terwujud sepenuhnya.”

Sulit untuk membantah kemajuan industri kreatif ini tak lepas dari andil JF3. Namun, Thresia merasa JF3 perlu mendapat penyegaran dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas perancang atau jenama Indonesia, sehingga mampu bersaing di pasar global.

Besar harapan Thresia, JF3 dapat menjadi tumpuan insan kreatif mode Tanah Air yang melebarkan sayapnya ke mancanegara. (Anj)