Cessa Bersertifikasi BPOM Sebagai Obat Tradisional, Buat Ibu Tenang
UncategorizedAnjanesia.com – Pergantian musim yang sering ditandai dengan cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini memang membuat banyak orangtua, khususnya Ibu, cemas. Pasalnya perubahan cuaca yang ekstrim, membuat si kecil rentan menderita batuk pilek. Tapi Ibu tidak perlu khawatir dan jangan terburu-buru memberikan obat kepada bayi dan anak karena seringnya memberikan obat kimia (seperti, batuk pilek) kepada anak usia di bawah 2 tahun, berpotensi menimbulkan efek samping serius di kemudian hari.
Salah satu figur publik yang selalu hati-hati dalam memberikan perawatan jika anaknya sakit adalah Zaskia Adya Mecca. “Saya selalu hati-hati dalam memilih produk obat kimia untuk anak. Kalau bisa pakai terapi tradiosional yang lain untuk gangguan kembung misalnya, saya akan pilih itu dulu,” ujar desainer yang biasa disapa Bia dalam temu media yang digelar Cessa, merek lokal natural baby essential oil roll on di Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), baru-baru ini.
Ibu dari 6 anak ini mengaku sudah memakai produk Cessa untuk mengatasi masalah kesehatan anak-anaknya jika memang dirasa tidak membutuhkan obat. “Cessa ini first aid, Saya pakai juga untuk pijat bayi, misalnya meredakan kembung pada anak,” ujarnya.
Terjual lebih dari 5 juta botol per tahun, Cessa baru-baru ini meluncurkan 10 produk baru, dengan formula yang ditingkatkan, terdiri dari 5 varian untuk kelompok bayi usia 0-3 tahun dan anak di atas usia 3 tahun, dan telah mengantungi sertifikasi BPOM sebagai obat tradisional.
“Dengan 100% bahan alami, tanpa bahan kimia berbahaya, Cessa semakin dipercaya masyarakat Indonesia sebagai solusi alami yang berkhasiat dan aman digunakan pada kulit anak dan bayi. Produk Cessa hadir sebagai solusi pertolongan pertama alami bagi si Kecil yang mengalami sakit gejala ringan, agar tidak harus selalu minum obat berbahan kimia,” ujar Ajeng Komala, Brand Founder Cessa Natural Essential Oil.
Sertifikat BPOM itu diyakini menambah ketenangan bagi konsumen, khususnya para ibu dalam menggunakan produk Cessa. “Dengan adanya sertifikasi BPOM jelas bikin lebih tenang saat memberikan Cessa untuk anak,” ujar Bia.
Hal senada disampaikan Irish Bella, momfluencer yang telah menggunakan produk Cessa sejak setahun terakhir. “Produk Cessa benar-benar bisa diandalkan untuk menenangkan dan membuat anak-anak lebih nyaman ketika sedang tantrum atau mengalami gejala sakit ringan, seperti demam dan batuk pilek,” ujarnya.
Irish Bella mengaku pertama kali kenal Cessa saat anak pertama berusia satu tahun lebih. “Saya mengoleskan Cessa baik ketika anak menunjukkan gejala sakit maupun tidak, karena Cessa juga membantu menjaga imunitas tubuh anak,” terang ibu dua anak.
Dengan kemasan roll on 8ml, botol Cessa sangat praktis dan mudah digunakan. Hanya dengan mengoleskannya pada bagian luar tubuh yang membutuhkan, disertai pijatan lembut, membantu membuat campuran alami ekstrak tumbuh-tumbuhannya langsung meresap ke dalam kulit, dan cepat meringankan gejala gangguan kesehatan anak.
Pada kesempatan yang sama, Evi Putri Damayanti, Founder VY Mom & Baby Care Massage Expert mengungkapkan pentingnya pijat bayi (infant massage) dapat juga untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil, dan sebagai metode untuk memperkuat bonding antara bayi dan orang tua. Salah satu cara agar hasil dari pijatan ini lebih maksimal adalah dengan menggunakan minyak alami yang tidak menimbulkan alergi pada kulit.
“Produk-produk minyak esensial natural yang telah diformulasikan untuk kulit bayi seperti Cessa, juga bisa dipertimbangkan. Apalagi sudah bersertifikasi (BPOM OT), sehingga kandungan bahan alaminya sudah terbukti aman untuk kulit anak dan bayi,” jelas Evi.
Menggunakan 100% bahan alami tanpa bahan kimia, kelima varian baru Cessa adalah Happy Nose yang mampu melegakan pernapasan dan hidung tersumbat, bantu redakan gejala masuk angin dan flu, seperti batuk, dan pilek. Fedrop (Fever Drop) yang memberikan efek menyejukkan dan menenangkan, membantu meredakan gejala demam pada anak. Lenire yang berfungsi sebagai minyak aromaterapi yang membantu mengurangi gejala tantrum, meredakan perut kembung dan mual. Buat si kecil tidur pulas. Bofit yang mampu menyegarkan tubuh, membuatnya tidak cepat sakit. Serta Itch Away yang diformulasikan khusus untuk hindari gigitan nyamuk/serangga.
Tangani Anak Demam dan Batuk Pilek
Menurut dr. Fransisca Handy Sp.A, Dokter Spesialis Anak RSIA Binamedika, orangtua tak perlu panik jika anak mengalami demam atau batuk pilek. Karena hal tersebut merupakan bagian dari tumbuh kembang anak.
“Anak memang sering sakit ya. Jadi sakit itu harus ditangani sebagai bagian dari tumbuh kembang balita. Mana ada balita yang tidak pernah batuk pilek? Anak presiden sekalipun pasti pernah batuk pilek,” jelas Fransisca.
Dikatakan Fransisca, anak-anak sejak usia 6 bulan sampai nanti 6 tahun dalam setahun bisa batuk pilek dan demam 6-8 kali. Setiap episodenya itu bisa sampai 2 minggu. “Bayangin setiap sakit harus ke rumah sakit? Kasihan hati sama ginjalnya,” tuturnya.
Karena itu, orangtua sebaiknya mempelajari pertolongan pertama serta tanda bahaya bila anak sakit. Misalnya pertolongan yang bisa dilakukan di rumah yaitu membuat anak merasa nyaman hingga mencukupi cairan anak.
“Jadi Mama Papa penting sekali untuk belajar common problems pada anak-anak. Pelajari nomor satu pertolongan pertama dan yang kedua tanda bahaya. Yang bisa kita lakukan di rumah itu menyamankan. Apa saja yang bisa bikin nyaman? Nomor satu banyak cairan, banyak minum. Kalau masih ASI tentu ASI. Kalau sudah mulai makan, boleh dikasih kuah sayur, air kelapa, air putih, dan lain-lain,” jelas Fransisca.
Jika anak mengalami batuk pilek, Fransisca mengimbau agar orangtua membantu menyamankan saluran pernapasan anak. Misalnya dengan membuat udara di dalam ruangan tidak terlalu kering dan bisa juga dengan pijatan, skin to skin, dan mengoleskan esential oil.
Apabila anak tak kunjung membaik, Fransisca menjelaskan agar orangtua mengidentifikasi tanda bahaya pada anak. Jika anak demam hingga kejang, hal ini merupakan tanda bahaya sehingga anak perlu segera dibawa ke rumah sakit.
“Kalau demam tanda bahayanya itu kejang. Nomor dua, kalau ada perubahan perilaku yang menandakan penurunan kesadaran, tidur terus atau rewel sekali. Lalu bila ada pendarahan, entah dari hidung atau kulit apalagi kalau di BAB-nya, itu harus di bawa ke RS. Kemudian tanda bahaya yang lain adalah dehidrasi atau kekurangan cairan,” paparnya.
Terakhir, Fransisca menjelaskan bahwa berat ringannya demam anak bukan dilihat dari tinggi rendahnya suhu. Hal yang harus diperhatikan orangtua ialah perilaku anak saat sakit. Kemudian, demam yang tak diikuti dengan tanda bahaya juga tak harus diberikan obat berbahan kimia. Orangtua bisa menanganinya salah satunya dengan mengoleskan essential oil.
“Demam sebenarnya nggak butuh obat. Kalau diare atau muntah, oralit yang harus dipastikan ada di rumah. Jadi jawabannya memang bukan obat berbahan kimia kalau untuk penyakit sehari-hari pada anak. Berat ringannya penyakit juga bukan dari tinggi rendahnya suhu. Ada anak yang suhu tubuhnya 39 derajat tetapi masih lari-lari. Ada yang 38 derajat tetapi sudah lemas, diam saja. Nah itu yang harus diperhatikan. Bukan tinggi rendah suhu tetapi perilaku anaknya,” tandas Fransisca. (Anj)